Sinetron bernuansa demikian yang lagi marak di TV itu diambil dari kisah nyata yang pernah dimuat di Majalah Hidayah (jadi judulnyanya pun panjang dan aneh-aneh!).
Kisah dengan setting pabrik itu bercerita tentang karyawan yang kerjaannya ngaduin temen-temennya ke pemilik perusahaan.
Dimulai dari ngaduin temennya yang lagi ketiduran di gudang karena ngantuk semaleman nungguin anaknya yang sakit, bukannya mgebangunin malah diaduin ama sang bos sehingga tertangkap basah dan kena sanksi pencabutan tunjangan makan.
Dengan kelihaian berbicara dan keculasannya, beberapa temen lain yang belain kepala gudang tersebut akhirnya kena juga akibatnya dengan disingkirkan ke luar daerah.
Sang bos besar sih percaya aja semua omongannya karena prinsip toh dia atasan langsung dia dan tanpa ngecek langsung atau tanya karyawan lain.
Akhirnya dia pujian, bonus dan yang jelas pangkat dinaikin dengan cara mengorbankan temen-temen dan anak buahnya.
Hidupnya berubah drastis dan jadi bos kecil di perusahaan itu.
Dengan sikap sombong dan serakah dia masukin beberapa kerabatnya kerja di pabrik itu tanpa masa percobaan, sampai-sampai pengelola kantin dipecat dan digantikan sang istri.
Untuk mengambil kesempatan mumpung berkuasa, semua karyawan diwajibkan makan di kantin dengan harga yang telah ditentuin lebih mahal!.
Dia juga pinter bikin laporan palsu ke atasan bahwa semua kegiatan berjalan lancar tanpa masalah (ABS kali!).
Tapi memang Tuhan selalu memberi balasan yang setimpal pada orang yang berbuat gak bener.
Dimulai dari complain dari customer, laporan dari anak buah sampe kepergok kabur dari kantor saat jam kerja yang bikin perusahaan mo bangkrut.
Akhirnya setelah ketauan belangnya, dipecatlah dia dan digantikan dengan orang lain yang telah dibuang ke luar daerah.
Karena stress kali, sakitlah dia dan duit haramnya pun abis buat ngobatin.
Lama-lama wajahnya berubah menyerupai babi dan ajalpun enggan menghampirinya. Berkat doa dan maaf dari temen-temen yang sebelumnya pernah disakitinya maka lancarlah proses menghadap yang Maha Kuasa.
Kalo diambil hikmah dari crita itu sebenarnya udah jelas kalo kita gak boleh ngaduin temen-temen or anak buah yang berbuat salah ke bos lebih atas lagi. Kalo salah ya ditegur kecuali emang dah gak bisa..., ya kalo berbuat baik or dia lebih kreatif ya didukung...
Buat sang bos besar sendiri? Apakah semua laporan dari bos kecil tersebut benar? ya di cek aja sendiri, kan banyak caranya.
Atau ada hikmah yang lain? Wallahualam.!
Kata Bijak:
“Karena tiga hal orang bijaksana dapat dikenal. Apakah ketiga hal tersebut? Orang bijaksana memandang segala kekurangan(nya)sebagaimana adanya. Bila orang bijaksana mengetahui suatu kekurangan, ia berusaha untuk memperbaikinya. Dan bila ada orang lain yang mengakui kekurangannya, orang bijaksana akan memakluminya.
(-Buddha-)
No comments:
Post a Comment