Sebuah lokasi yang kering dan sangat sepi.
Tak perlu menunggu lama untuk sampai pada keadaan dimana air susu mengering dan bekal air pun habis.
Si bayi mulai menangis, maka paniklah Hajar, sang ibu, berusaha menemukan air untuk pelega haus anaknya.
Tampak di kejauhan, di bukit Shofa kilauan air.
Hajar berlari ke sana dengan tenaga yang lemah.
Ternyata hanya fatamorgana. Tidak ada air.
Lalu tampak di kejauhan, di bukit Marwa, kilauan air.
Maka Hajar pun berlari sekuat tenaga ke sana. Tak juga ada. Hanya fatamorgana.
Berulangkali kemudian hajar berlari ke Shofa, Marwa, Shofa, Marwa, hingga tujuh kali… saat…
Si bayi, Ismail yang menangis dengan keras terus menjejak-jejakkan kakinya tiba-tiba terdiam. Dari bekas jejakan-jejakan kaki mungil itu mengalirlah air yang jernih.
Maha besar Allah penguasa langit dan bumi! Ternyata lewat kaki yang kecil itulah jalan diturunkannya air di lembah gersang itu.
Sumur zamzam, selama ribuan tahun kemudian terus memberikan kehidupan di lembah Mekkah.
Tugas manusia untuk menyempurnakan doa dan usaha.
Tuhan menjawab dengan caraNya yang halus, terkadang tampak jauh dari keberadaan usaha itu.
No comments:
Post a Comment