Jika niat itu lurus, sering membuahkan di luar dugaan.
Bekerja, bertetangga, dan berteman pun tak lepas dari niat.
Niat untuk mengabdi, menjalin persaudaraan, atau apa pun.
Memang, kita cenderung nikmat untuk berilusi, puas pada diri sendiri.
Kita mungkin sadar memasuki api yang menyala, tapi belum menyadari akibatnya.
Seringkali kesadaran itu muncul belakangan, setelah langkah terbentur kiri-kanan, setelah kayu berubah arang.
Kita pasti pernah mengalami bahwa marah itu tidak nyaman.
[Selanjutnya]
1 comment:
niceee blogggg....suasana Valentinenya masih terasa nih,
^wink^
Post a Comment