Perayaan Hari Kartini ini diambil berdasarkan tanggal lahir RA Kartini yang terlahir tanggal 21 April 1879 di Jepara Jawa Tengah. Tokoh RA Kartini lebih dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita, beliau juga telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Pemikiran Kartini dituliskan dalam surat-surat yang mengungkapkan kondisi perempuan pribumi saat itu terutama berisi keluhan atau gugatan menyangkut budaya Jawa saat itu yang dipandang menghambat kemajuan perempuan. Surat-surat tersebut juga banyak mengungkapkan kendala-kendala yang harus dihadapi Kartini ketika beliau bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju termasuk keinginannya untuk belajar di Eropa.
Pemikiran Kartini dalam bentuk surat-surat ini, oleh JH.Abendanon dibukukan setelah Kartini wafat dengan judul "Door Duisternis tot Licht" yang artinya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya", buku ini diterbitkan tahun 1911, sedangkan Balai Pustaka menerbitkan buku "Habis Gelap Terbitlah Terang' versi Armijn Pane di tahun 1922. Ada juga buku "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsa Jawa" di tahun 1979 versi terjemahan "Door Duisternis Tot Licht " oleh Sulastin Sutrisno. Buku lain tentang pemikiran Kartini antara lain "Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904" terjemahan Joost Coté, buku lain karangan Pramoedya Ananta Toer berjudul "Panggil Aku Kartini Saja". Sulasti Sutrisno juga menulis buku "Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya" di tahun 1987 dan terkahir buku untuk memperingati 100 tahun wafatnya Kartini terbitlah buku "Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903".
Mengenai penetapan tanggal lahir RA Kartini sebagai hari besar ini sebenarnya masih ada beberapa perdebatan atau pro kontra termasuk untuk menggabungkan dengan perayaan Hari Ibu di bulan Desember, tetapi kalau dicermati perayaan Hari Kartini ini semoga tidak hanya sebagai suatu seremonial saja, pemakaian kebaya atau kegiatan lain tetapi diambil manfaat dengan mengingat sejarah dan meneladani perjuangan tokoh-tokoh Indonesia di masa lampau termasuk RA Kartini.
Written By: Tamtomo
No comments:
Post a Comment