kontroversi berlanjut tatkala si dukun sakti ini terpaksa diperiksa tenaga kesehatan gara-gara kecapean berhari-hari nyembuhin pasiennya (salah satu pertanyaannya kok gak pake batu ajaib yang dimilikinya?) dan terpaksa gak sekolah dan menutup sementara prakteknya. yang menambah miris dan ini memang hanya terjadi di indonesia, air hasil celupan waktu gludug yang konon sakti ini diperebutkan sampai air comberan disekitar rumah ponari, bekas air mandi ponari untuk obat (hhm kalo ini bukannnya sembuh malahan kemasukan penyakit baru... ).
pengobatan alternatif, masih selalu dipercayai sebagian penduduk indonesia, berlawanan dengan kondisi pelayanan kesehatan di indonesia, entah karena kurang mampu ke layanan kesehatan modern atau emang masih percaya hal-hal yang gak masuk akal. saat ini udah ada pengobatan murah, ada kartu gakin tetapi lebih percaya pengobatan yang irrasional bahkan menyerahkan nyawa berdesak-desakan demi berebut minuman merek ponari.
terakhir tentang minuman merek ponari ini, ada gak ya pengusaha yang berminat bekerjasama dengan keluarga ponari buat bikin merek "ponari sweat" atau "ponair" misalnya , bikin aja dalam kemasan kaleng atau botol plastik dengan bahan baku air pegunungan plus rendaman batu ajaib "watu gunung" kal perlu kasih rasa strawberry gitu.. jadi gak perlu lagi puluhan ribu orang berdesak-desakan, ponari dapat sekolah lagi dan keluarga tinggal menikmati royaltinya... setuju?
No comments:
Post a Comment