Menyusul maraknya kekerasan di sejumlah negara Barat (sebagai contoh serangan AS dan sekutunya ke Afganistan dan Irak) yang tadinya menjadi suri teladan dunia dalam banyak hal, sejumlah sahabat mulai bertanya: siapakah yang akan menjadi teladan di depan dalam menentukan peradaban manusia?
Sebuah pertanyaan sulit. Meminjam pendapat seorang guru, mungkin lebih mudah bagi benang kusut untuk keluar dari lubang jarum, dibandingkan mencari suri teladan peradaban pada zaman ini.
Bagi pencinta optimisme, tentu selalu ada jendela-jendela kesempatan yang terbuka pada setiap zaman. Bila saja cahaya teladan belum kelihatan, mungkin karena awan penghalang belum waktunya untuk berlalu. Bukannya karena tidak bercahaya. Ada dua jenis pemanah yang targetnya dihalangi awan: menunggu awannya berlalu, atau tetap memanah kendati berisiko tidak tepat sasaran.
Keduanya membawa plus-minusnya masing-masing. Yang pertama aman, namun ketika awan berlalu papan sasaran sudah penuh dengan anak panah orang lain. Yang kedua berisiko, namun lebih mungkin mencapai sasaran dibandingkan yang pertama.
[MORE]
No comments:
Post a Comment