Cerita manusia adalah cerita derita, demikian bisik seorang kawan. Di Pakistan, belum lama Benazir Bhutto menginjakkan kaki di tanah kelahirannya, lehernya sudah ditembus peluru sampai tewas. Di Kamboja, pendeta Buddha berkelahi dengan polisi. Amerika Serikat yang menjadi tauladan dunia menjadi penghalang kesepakatan untuk mengurangi dampak pemanasan global. Gempa, tsunami, kelaparan mengunjungi semua pojokan Bumi.
Di negeri ini serupa. Banyak pemilihan kepala daerah berakhir rusuh. Kekerasan di kalangan remaja amat mengkhawatirkan. Di Bali, kadang kekerasan muncul bahkan ketika upacara dilaksanakan.
Membaca tanda-tanda seperti ini, ada yang mengeluh, bila demikian, bukankah hidup manusia sama dengan neraka? Entahlah, yang jelas wajah kehidupan yang terlihat bergantung pada siapa diri kita di dalam. Bila di dalamnya cinta, manusia berjumpa cinta di mana-mana. Jika di dalamnya kebencian, manusia menemukan kebencian di mana-mana.
[Read More]
No comments:
Post a Comment