Mary menikah dengan seorang pria yang mengagungkan chauvinisme.
Mereka sama-sama bekerja penuh, tetapi suaminya tak melakukan apapun dirumah, apalagi membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga itu menurutnya pekerjaan perempuan.
Tetapi pada suatu petang sepulang kerja Mary melihat anak-anak sudah mandi, cucian sudah dimasukkan ke mesin cuci, yang lain sudah dikeringkan, hidangan makan malam sedang dipanaskan, dan meja makan sudah ditata rapi, lengkap dengan bunga sebagai pemanis.
[Selanjutnya]
No comments:
Post a Comment